Minggu, 16 Oktober 2016

PT. Eurokars Motor Indonesia akan mulai beroperasi sebagai distributor Mazda dari bulan Februari 2017

Hasil gambar untuk pt.eurokars
Entah ada angin atau badai apa, tiba-tiba Mazda Motor Indonesia (MMI) menyatakan menyudahi kegiatan bisnis distribusi kendaraan dan suku cadang atas nama mereka. Padahal masih segar di ingatan kita bahwa Mazda Indonesia baru tampil dengan preview Mazda CX-3 di GIIAS 2016 kemarin, meski tidak ada kepastian kapan mau diluncurkan dan bagaimana spek untuk pasar Indonesia.
Namun Mazda Indonesia lebih cepat dalam menunjuk pihak pengganti, daripada Ford yang menghabiskan waktu berbulan-bulan. Mazda telah mengalihkan bisnis distribusi kendaraan dan suku cadangnya kepada PT. Eurokars Motor Indonesia, sebagai bagian dari usahanya untuk memperkuat bisnis di Indonesia. Jika anda tak asing dengan Eurokars, wajar saja, karena mereka juga bergerak di bisnis agen pemegang merek mobil lain.
Eurokars Grup bertindak sebagai dealer Mazda di Indonesia, mendistribusikan kendaraan Mazda di Singapura dan bertindak sebagai dealer Mazda di Australia. Di ketiga pasar tersebut, mereka telah menciptakan kontribusi yang diperhitungkan bagi perkembangan merek Mazda. PT. Eurokars Motor Indonesia akan mulai beroperasi sebagai distributor Mazda dari bulan Februari 2017.
Dengan mempergunakan keahlian dan pengalaman yang dimiliki dalam bisnis mobil di Indonesia, Eurokars Grup akan memperkenalkan aktivitas penjualan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di pasar ini dan mempercepat peningkatan pelayanan pelanggan kami,” ucap Keizo Okue, Presiden Direktur dari PT. MMI. “Saya yakin mereka akan lebih memperkuat merek Mazda di Indonesia.” lanjutnya.
Hasil gambar untuk pt.eurokars
Jaringan distribusi dari 45 dealer akan secara resmi dipindahkan dari PT Mazda Motor Indonesia kepada PT Eurokars Motor Indonesia pada bulan Februari 2017 juga. PT Eurokars Motor Indonesia akan akan bertanggung jawab untuk semua layanan purna jual termasuk garansi dari semua kendaraan Mazda yang dijual oleh PT Mazda Motor Indonesia sebelum transfer.
Hmm.. ini ada apa ya? Awal tahun ini, Ford Motor Indonesia tutup dan menunjuk pengganti, Abarth dan Harley Davidson hengkang, sekarang MMI tutup dan mengalihkan bisnisnya. Apa pendapatmu? Sampaikan di kolom komentar!

Senin, 03 Oktober 2016

Biografi Laksamana Cheng Ho, Biar Sejarah Yang Berbicara....

Hasil gambar untuk BIOGRAFI LAKSAMANA CHENG HO

1. Nama dan Biografi
Nama: Sam Po Kong, nama alias Zheng He, Cheng Ho, Sam Po Toa Lang, Sam Po Thay Jien, Sam Po Thay Kam, dan lain-lain. Laksamana Sam Po Kong berasal dari bangsa Hui, salah satu bangsa minoritas Tionghoa. Laksamana Cheng Ho adalah sosok bahariawan muslim Tionghoa yang tangguh dan berjasa besar terhadap pembauran, penyebaran, serta perkembangan Islam di Nusantara. Cheng Ho (1371 – 1435) adalah pria muslim keturunan Tionghoa, berasal dari propinsi Yunnan di Asia Barat Daya. Ia lahir dari keluarga muslim taat dan telah menjalankan ibadah haji yang dikenal dengan haji Ma.

Konon, pada usia sekitar 10 tahun Cheng Ho ditangkap oleh tentara Ming di Yunnan. Pangeran dari Yen, Chung Ti, tertarik melihat Cheng Ho kecil yang pintar, tampan, dan taat beribadah. Kemudian ia dijadikan anak asuh. Cheng Ho tumbuh menjadi pemuda pemberani dan brilian. Di kemudian hari ia memegang posisi penting sebagai Admiral Utama dalam angkatan perang.

Pada saat kaisar Cheung Tsu berkuasa, Cheng Ho diangkat menjadi admiral utama armada laut untuk memimpin ekspedisi pertama ke laut selatan pada tahun 1406. Sebagai admiral, Cheng Ho telah tujuh kali melakukan ekspedisi ke Asia Barat Daya dan Asia Tenggara. Selama 28 tahun (1405 – 1433 M) Cheng Ho telah melakukan pelayaran muhibah ke berbagai penjuru dunia dengan memimpin kurang lebih 208 kapal berukuran besar, menengah, dan kecil yang disertai dengan kurang lebih 27.800 awak kapal. Misi muhibah pelayaran yang dilaksanakan oleh Laksamana Cheng Ho bukan untuk melaksanakan ekspansi, melainkan melaksanakan misi perdagangan, diplomatik, perdamaian, dan persahabatan. Ini merupakan pelayaran yang menakjubkan, berbeda dengan pengembaraan yang dilakukan oleh pelaut Barat seperti Cristopherus Colombus, Vasco da Gamma, atau pun Magelhaes.
Sebagai bahariawan besar sepanjang sejarah pelayaran dunia, kurang lebih selama 28 tahun telah tercipta 24 peta navigasi yang berisi peta mengenai geografi lautan. Selain itu, Cheng Ho sebagai muslim Tiong Hoa, berperan penting dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara dan kawasan Asia Tenggara.

Pada perjalanan pelayaran muhibah ke-7, Cheng Ho telah berhasil menjalankan misi kaisar Ming Ta’i-Teu (berkuasa tahun 1368 – 1398), yaitu misi melaksanakan ibadah haji bagi keluarga istana Ming pada tahun 1432 – 1433. Misi ibadah haji ini sengaja dirahasiakan karena pada saat itu, bagi keluarga istana Ming menjalankan ibadah haji secara terbuka sama halnya dengan membuka selubung latar belakang kesukuan dan agama.

Untuk mengesankan bahwa pelayaran haji ini tidak ada hubungannya dengan keluarga istana, sengaja diutus Hung Pao sebagai pimpinan rombongan. Rombongan haji itu tidak diikuti oleh semua armada dalam rombongan ekspedisi ke-7. Rombongan haji ini berangkat dari Calleut (kuli, kota kuno) di India menuju Mekkah (Tien Fang).

Demikianlah misi perjuangan dan misi rahasia menunaikan ibadah haji yang dijalankan Cheng Ho, dan misi tersebut berhasil. Akan tetapi Cheng Ho merasa sedih karena tidak bisa bebas berlayar menuju tanah leluhurnya, Mekkah, untuk beribadah haji dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, pada ekspedisi ke-5, armada Cheng Ho telah berhasil mencapai pantai timur Afrika dalam waktu tiga tahun. Dalam kesempatan tersebut, armada Cheng Ho berkunjung ke kerajaan di Semenanjung Arabiah dan menunaikan panggilan Allah ke Mekkah.

Sejarah tentang perjalanan muhibah Cheng Ho, hingga saat ini masih tetap diminati oleh berbagai kalangan, baik kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya, maupun masyarakat keturunan Tionghoa. Chneg Ho telah menjadi duta pembauran negeri Tiongkok untuk Indonesia yang diutus oleh kaisar Dinasti Ming pada tahun Yong Le ke-3 (1405). Dalam tujuh kali perjalanan muhibahnya ke Indonesia, Laksamana Cheng Ho berkunjung ke Sumatera dan Pulau Jawa sebanyak enam kali.

Kunjungan pertama adalah ke Jawa, Samudera Pasai, Lamrbi (Aceh Raya), dan Palembang. Sebagian besar daerah yang pernah dikunjungi Cheng Ho menjadi pusat dagang dan dakwah, diantaranya Palembang, Aceh, Batak, Pulau Gresik, Semarang (di sekitar Gedong Batu), Surabaya, Mojokerto, Sunda Kelapa, Ancol, dan lain-lain. Gerakan dakwah pada masa itu telah mendorong kemajuan usaha perdagangan dan perekonomian di Indonesia.

Dalam perjalanan muhibahnya, setiap kali singgah di suatu daerah ia banyak menciptakan pembauran melalui bidang perdagangan, pertanian, dan peternakan. Misi muhibah yang dilakukan Cheng Ho memberikan mamfaat yang besar bagi negeri yang dikunjunginya.

2. Penemu Benua Amerika? 

Sebuah salinan peta berusia 600 tahun yang ditemukan di sebuah toko buku loak mengecam status Columbus sebagai penemu Amerika. Juga menjadi kunci untuk membuktikan bahwa orang dari Negeri China yang pertama menemukan benua itu. Dokumen tersebut konon berasal dari suatu ketika di Abad ke-18, yang merupakan salinan peta 1418 yang dibuat Laksamana Cheng Ho, yang menunjukkan detil 'dunia baru' dalam beberapa sisi. Salinan peta buatan Cheng Ho tersebut sebagai berikut:




















Klaim bukti bahwa laksamana China memetakan Belahan Bumi Barat (Western Hemisphere) lebih dari 70 tahun sebelum Columbus, adalah salah satu klaim yang dimuat penulis Gavin Menzies dalam buku barunya, 'Who Discovered America?', yang diluncurkan jelang Hari Columbus tahun 2013 lalu.

"Kisah tradisional bahwa Columbus menemukan 'dunia baru' adalah fantasi belaka," kata dia seperti dimuat Daily Mail, 8 Oktober 2013. Ia bahkan yakin, Columbus memiliki salinan peta Cheng Ho saat mengarungi samudera menuju Amerika.

Menzies juga mengatakan, armada megah kapal China yang dipimpin Cheng Ho berlayar di sekitar daratan Amerika Selatan, 100 tahun sebelum Ferdinand Megellan -- orang pertama yang berlayar dari Eropa ke Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia.

Lebih jauh lagi, Menzies mengklaim, pemukim pertama Belahan Bumi Barat tidak berasal dari 'Jembatan Selat Bering', tapi pelaut China yang pertama melintasi Samudera Pasifik sekitar 40 ribu tahun lalu. Ia juga menulis, penanda DNA membuktikan Indian Amerika dan pribumi lainnya adalah keturunan para pemukim dari Asia.

Klaim bahwa Cheng Ho menemukan Amerika, bukan kali ini saja diungkap Menzies. Ia pernah mempublikasikannya tahun 2002 lalu. Bedanya, di buku terbarunya, ia menyertakan salinan peta yang ditemukan seorang pengacara di Beijing, Liu Gang di buku loak -- yang ia klaim memperkuat teorinya. Ia bersikukuh, peta itu jelas-jelas menunjukkan sungai dan perairan di Amerika Utara, demikian juga dengan daratan Amerika Selatan.

Sebelumnya, si penemu peta, Liu mendapatkan pengakuan dari balai lelang Christie's bahwa dokumennya kuno -- dari Abad ke-18, bukan palsu. Dari peta itu, Menzies juga berkonsultasi dengan tim sejarawan yang menganalisa tulisan yang tertera di sana. Lalu, ia menyimpulkan, peta itu aslinya dibuat pada masa Dinasti Ming -- periode pemerintahan di China yang berlangsung tahun 1368-1644.

Salah satu wilayah dari peta, diyakini Menzies mengacu pada Peru. "Di sini orang-orang mempraktekkan agama Paracas. Di sini juga orang-orang mempraktekkan pengorbanan manusia," demikian ujar dia dalam bukunya. Menzies menambahkan, apalagi ada banyak istilah China yang digunakan di sejumlah kota dan wilayah di Peru. Dalam peta kuno Peru, misalnya, ada istilah 'Chawan' -- tanah yang disiapkan untuk disemaikan dan 'Chulin' yang artinya kayu atau hutan.

3. Pendapat Komunitas Akademik

Menzies tak diakui sebagai sejarawan dan bukan lulusan universitas ternama. Dia adalah bekas serdadu di kapal perang milik Angkatan Laut Inggris. Tapi, ia bukan amatiran. 'Who Discovered America?' adalah buku keempatnya di mana ia berusaha menulis kembali sejarah dalam kaca mata Timur.

Namun teori-teorinya yang 'pro-Asia' tidak diterima oleh komunitas akademik. Pada 2008, profesor sejarah University of London, Felipe Fernandez-Armesto mengatakan, buku Menzies sekelas buku kisah hidup Elvis Presley yang dijual di supermarket atau kisah hamster alien.

Debut Menzies dimulai pada 2002 lalu dalam bukunya, '1421: The Year China Discovered the World' -- yang menyebut Laksamana Ceng Ho mencapai Eropa dan Afrika, juga melintasi Samudera Pasifik, ke Belahan Bumi Barat. Dia mengklaim Cheng Ho tak hanya menemukan dunia baru pada 1421, tapi meninggalkan koloni di sana. Armadanya juga berlayar di sekitar ujung Amerika Selatan - melalui Selat Megellan sekitar Teluk Meksiko dan sampai Mississippi .

Sementara dalam buku barunya, Menzies fokus pada teori tentang orang Asia yang berhasil sampai ke Amerika Utara dan Selatan jauh sebelum Cheng Ho. "Setidaknya 40 ribu tahun lalu," tulis dia. Dari laut. Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa manusia pertama menghuni Belahan Bumi Barat sekitar 13.000 sampai 16.500 tahun yang lalu.

Teori universal di kalangan para akademisi adalah, manusia tiba di 'dunia baru' dengan menyeberangi 'Jembatan Selat Bering' -- lewat tanah menghubungkan antara Asia dan Amerika Utara.

"Semakin saya berpikir tentang teori Bering Straight, makin terasa konyol," kata Menzies. Menzies mengatakan ide bahwa manusia mampu menyeberangi Samudra Pasifik di masa sekitar 40 ribu SM tak sedramatis kedengarannya.

4. Keturunan Raulullah SAW


Hasil gambar untuk BIOGRAFI LAKSAMANA CHENG HO

Pelaut dan penjelajah Negeri Tiongkok, Laksamana Cheng Ho, ternyata merupakan keturunan ke-37 Nabi Muhammad SAW. Pendapat ini diungkapkan oleh beberapa sarjana, antara lain Li Shihou dari Tiongkok dan Usman Effendy dari Indonesia.

Usman Effendy menulis dalam buku berjudul 'Laksamana Haji Cheng Ho Berlayar ke Indonesia sebagai Niagawan dan Mubaligh,' pada sub judul 'Keturunan ke-37 Nabi Muhammad SAW,' sebagai berikut:

"Ahli sejarah itu bernama Prof Haji Lie Shihou, yang dalam literaturnya menemukan bukti bahwa moyang yang ke 11 (sebelas) dari Cheng Ho adalah utusan (duta besar) negeri Bokhari (Arab Saudi) yang bernama Sayidina Syafii, dan Syafii ini adalah keturunan Rasulullah SAW. Dengan demikian Sayidina Syafii adalah cucu ke-26 dari Nabi Muhammad SAW," tulis Usman.

Buku ini diterbitkan oleh Angkatan Bersenjata pada 18 Juli 1987 dan dikutip kembali oleh Kong Yuanzhi dalam buku berjudul 'Muslim Tinghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara' yang diterbitkan oleh Pustaka Populer Obor.

Usman Effendy mengutip pendapat Lie Shihou dalam bukunya yang bertajuk 'Bukti-bukti Baru dari Mukadimah Silsilah Marga Cheng dan Silsilah Sayid Ajall'. Shihou berpendapat bahwa Cheng Ho adalah keturunan Nabi Muhammad SAW. Bila Nabi Muhammad adalah angkatan pertama, maka Cheng Ho merupakan angkatan ke - 37.

Shihou berargumen bahwa dalam Mukadimah Silsilah Marga Cheng, tercatat bahwa Suo-Fei-Er/ Sayidina Syafii adalah Kaisar Kerajaan Bokhari. Pada tahun Xi Ning ke-3 Dinasti Song (1070 M), Sayidina Syafii menyerahkan diri kepada Kaisar Song Tiongkok akibat negerinya diserang oleh negara tetangganya.

"Dan Sayidina Syafii beserta keturunannya dianugerahi Kaisar Tiongkok jabatan tinggi berkat jasa-jasanya. Ternyata Cheng Ho adalah keturunan dari Sayidina Syafii," tulis Shihou.

"Dari mukadimah Silsilah marga Cheng dapat kita ketahui keturunan Sayidina Syafii sebagai berikut: Sayidina Syafii --> Sa-Yan/Sai Yan --> Su-Zu-Zha/Su-Sha-Lu-Gu-Cong-Yue --> Kan-Ma-Ding --> Ma-Ha-Mu --> Sayid Ajall/Sayidina Syamsuddin (yang dianugerahi sebagai Raja Han Yang) --> Na-Su-La-Ding --> Bai-Yan-Mi-Li-Jin/Ma Haji --> Ma San --> Bao/Ma He/Chen Ho," tambah Shihou dalam bukunya 'Bukti-Bukti Baru dari Mukadimah Silsilah Marga Cheng dan Silsilah Sayid Ajall'.

5. Silsilah

Dari silsilah marga Cheng dan Silsilah Sayyid Ajall, dapat disimpulkan dengan bagan sebagai berikut:
  1. Muhammad SAW
  2. Ali KWH
  3. Hou-Sai-Ni
  4. Yi-Bu-Lai-Xi-Mo
  5. Yi-Si-Ma-Ai-le
  6. Xie-Xin
  7. E-Le-Hou-Sai-Ni
  8. Ye-Ha-Ya
  9. E-Ha-Mo-De
  10. Li-Sha-Shi (Kaisar Kerajaan Mi-Si-Le)
  11. She-Li-Ma
  12. Mu-Lu-Ye-Mi
  13. Ya-Xin
  14. Lu-Er-Ding
  15. Mu-Ba-er-Sha
  16. Yi-Si-Ma-Xin
  17. Ha-San
  18. Gu-Bu-Ding
  19. Mu-Xie
  20. Hu-Fu-Ding
  21. Wu-Ma-Nai-Ding
  22. Wu-Ma-Er
  23. Cha-Fa-Er
  24. Zhe-Ma-Nai-Ding
  25. An-Du-Er-Yi
  26. Suo-Fei-Er/ Sayidina Syafii
  27. Sai-Yan-Su-Lai-Gong-Na
  28. Su-Sha-Lu-Gu-Chong Yue/ Su-Zu-Sha
  29. Kan-Ma-Ding-Yu-Su-Pu
  30. Ma-Ha-Mu-Ke-Ma-Nai-Ding
  31. Sai-Dian-Chi/ Sayid Ajall/ sayidina Syamsuddin
  32. Na-Su-La-Ding
  33. Bai-Yan
  34. Mi-Di-Na/ Haji
  35. Mi-Li-Jin/ Ma Haji
  36. Ma He/ Cheng Ho
Hasil gambar untuk BIOGRAFI LAKSAMANA CHENG HO

Kebanyakan nama moyang Cheng Ho yang terdapat di Mukadimah itu asalnya dari bahasa Arab Persia. Maka bentuk tulisan yang dipakai seperti Su-Zu-Sha atau Kan-Ma-Ding merupakan terjemahan bahasa Mandarin menurut bunyi aslinya, kecuali nama Sayid Ajall yang diturunkan dari keterangan bahasa Inggris, dan nama Sayidina Syamsudin yang diturunkan dari Usman Effendy.

Referensi

  1. Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara. PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 61. ISBN 9798451163.ISBN 978-979-8451-16-4
  2. Majalah Percikan Iman No. 9 Tahun II September 2001
  3. Maritime Silk Road 五洲传播出版社. ISBN 7-5085-0932

Keturunan Tionghoa Yang Berjasa Besar Untuk Indonesia

Hasil gambar untuk laksamana cheng ho panglima islam penakluk dunia

Siapakah Indonesia? itulah kata kata yang berkesan dalam yang sering kita lihat di TV di Indonesia. Indonesia adalah negara dengan beragam suku, budaya, etnis dan agama. Namun perbedaan ini tidak menjadi masalah karena kita hidup dalam satu negara yaitu Indonesia. Setiap warga negara memiliki andil terhadap perkembangan negara kita. Meski begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa kita masih membeda-bedakan antara satu dengan lainnya. Pada tahun 90an, pernah terjadi kisah pilu bagi keturunan etnis Tionghoa. Sejarah kelam ini terjadi karena adanya perbedaan pandangan antara mereka yang menyebut diri sebagai pribumi dengan rakyat keturunan etnis Tionghoa.

Hasil gambar untuk laksamana cheng ho panglima islam penakluk dunia

Padahal, jika kita mau membuka mata, sebenarnya ada banyak orang Tionghoa yang berjasa untuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, bangsa Tiongkok pertama kali menjalin hubungan dengan pribumi lewat perdagangan. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak dari mereka yang menikahi warga pribumi dan mendapatkan keturunan sehingga akhirnya menetap di Tanah Air. Setelah menjadi warga negara Indonesia, tak sedikit dari mereka yang menjelma menjadi seorang tokoh nasional. Banyak di antaranya yang ikut serta mendirikan negara Republik Indonesia, walaupun tak banyak yang mengenalnya. Berikut orang berdarah Tionghoa yang berjasa besar bagi Indonesia


Soe Hok Gie
www.anehdidunia.com
Soe Hok Gie via giribig.com
siapa tidak kenal dengan nama Soe Hok Gie. Pada masanya, ia adalah sosok yang aktivis mahasiswa yang menggagaskan perubahan. Ia memang tidak memimpin secara langsung, tapi, ide-ide yang ia tuliskan mengonsepkan perubahan yang akhirnya dijadikan aksi nyata. Sampai tahun 1966, dengan aksi nyata dan tulisannya ia mendorong perubahan sosial dan politik di Indonesia. Selama masih menjadi mahasiswa, ia aktif memprotes Soekarno dan PKI. Ia juga merupakan penulis yang produktif dengan berbagai artikel yang diterbitkan di koran-koran seperti Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Gie termasuk sosok yang memiliki andil besar dalam pembentukan sistem pemerintahan Orde Baru yang menggantikan Orde Lama.

Sejak masih SMP, ia sudah menulis buku catatan harian untuk menumpahkan perasaan dan apa yang ia pikirkan di sana. Semakin besar, ia semakin berani melawan ketidak adilan hingga berdebat dengan guru SMP-nya. Dalam catatannya, ia menulis, “Guru model begituan, yang tidak tahan dikritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan dewa dan selalu benar. Dan murid bukan kerbau.” Sikapnya kritis semakin tumbuh dan berkembang hingga ia berani mengungkit soal kemiskinan dan kemapanan orang-orang kaya. Soe yang saat itu melihat seorang pengemis makan kulit mangga memberikan uangnya yang hanya 2,50 rupiah pada si pengemis. Ia menulis, “Ya, dua kilometer dari pemakan kulit mangga, ‘paduka’ kita mungkin lagi tertawa-tawa, makan-makan dengan istri-istrinya yang cantik-cantik. Aku besertamu orang-orang malang”

Soe merasa resah ketika keadaan ekonomi semakin kacau dan rakyat jatuh miskin. Ia berpendapat bahwa ketika rakyat terlalu melarat, maka secara natural rakyat akan bergerak sendiri. Jika hal tersebut terjadi, maka akan terjadi chaos atau kekacauan. Maka lebih baik mahasiswa yang bergerak, dan dari sana lahirlah sang demonstran. Kesehariaanya diisi dengan demonstrasi dan rapat penting. Ia ingin para mahasiswa sadar bahwa mereka adalah the happy selected few yang bisa kuliah. Untuk itu mereka harus menyadari dan melibatkan diri dalam perjuangan bangsa. Sementara itu, ia juga ingin menunjukkan kepada rakyat bahwa mereka bisa mengharapkan perbaikan keadaan dengan menyatukan diri di bawah pimpinan para patriot Universitas. Sayangnya, seorang pemikir muda yang juga inspirasi lahirnya Orde Baru ini harus meninggal sehari sebelum ia berusia 27 tahun setelah pergi mendaki gunung Semeru. Ia meninggal karena menghirup gas beracun di puncak Mahameru dan meninggalkan ide-ide tentang perubahan lewat karya-karyanya.

Tony Wen
www.anehdidunia.com
Tony Wen via historia.id
Tony Wen sebenarnya adalah sosok yang begitu gemar berolahraga. Bahkan setelah lulus dari U Ciang University, Singapura dan Liang Nam University, Canton, ia mengajar menjadi seorang guru olahraga di Jakarta. Ia juga ikut organisasi yang berhubungan dengan olahraga serta menjadi seorang pesepakbola nasional yang handal. Namun setelah prokalamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, ia menghilang dari Jakarta dan menetap di Solo. Tony Wen alias Boen Kim To adalah sosok yang berjasa bagi Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan. Pada masa itu, Indonesia yang baru saja meraih kemerdekaan memiliki kondisi ekonomi yang buruk dan tidak memiliki kas negara yang cukup. Apalagi dengan adanya blokade oleh Belanda dari segala penjuru, pihak Indonesia semakin kesulitan melakukan perdagangan dengan negara lain untuk mengisi kas negara. Di sinilah Tony Wen berperan besar dalam membantu mengisi kas negara.

Dengan kurangnya kas negara untuk biaya operasional pemerintahan, maka Menteri Keuangan saat itu, A.A. Maramis menyarankan untuk menjual candu ke luar negeri. Dengan keahlian Tony Wen di Solo yang menyuplai logistik dan senjata untuk pejuang di sana, maka ia dipercaya untuk menjual candu-candu mentah dari pabrik candu di Salemba. Mukarto Notowidagdo ditunjuk sebagai koordinator tim sementara Tony Wen menjadi pelaksana. Ia kemuidan menghubungi temannya di Singapura yang memimiliki jaringan candu, dan operasi itu pun dilaksanakan. Dengan naik perahu, Tony Wen membawa setengah ton candu dari pantai Popoh di Kediri dan melintasi pantai selatan Jawa ke Selat Lombok untuk menhindari patroli Belanda dalam perjalanannya ke Singapura.

Operasi lanjutan ini kemudian dilaksanakan oleh Laksamana John Lie dengan menggunakan pesawat amphibi Catalina. Dengan pesawat ini, Indonesia berhasil melakukan pengiriman sebanyak dua kali dan membawa 4 ton candu ke Singapura. Namun operasi ini akhirnya diketahui oleh Belanda sehingga Tony Wen ditangkap oleh polisi Inggris di Singapura. Setelah bebas dari tahanan, Tony Wen akhirnya menjadi anggota PNI pada tahu 1952 dan menjadi anggota DPR pada tahun 1954 hingga 1956. Pria yang berjasa besar bagi Indonesia ini meninggal pada 30 Mei 1963 dan jasadnya dimakamkan di Menteng Pulo. Kini namanya diabadikan menjadi nama sebuah jalan di Pangkal Pinang. Sementara itu, tidak banyak dokumentasi mengenai foto beliau.

Yap Thiam Hien

www.anehdidunia.com
Yap Thiam Hien kanan via youtube.com
Yap Thiam Hien adalah sosok Tionghoa yang sangat berpengaruh di Indonesia. Di Indonesia, ia minoritas dalam tiga hal, yaitu karena ia beretnis Tionghoa, beragama Kristen, dan merupakan sosok yang jujur. Suatu hal yang pada era hidup membuatnya sering menerima diskriminasi. Namun hal tersebut tidak membuatnya berpaling dari Indonesia, sebaliknya Ia justru bangkit dan berjasa bagi Indonesia sebagai sosok yang berani membela hak asasi manusia. Seorang pahlawan tidak lahir dengan tiba-tiba, ada sebuah proses yang menempa dirinya sehingga mau menempuh jalan yang lebih beresiko sebagai seorang pengacara sekaligus pembela hak asasi manusia. Hal itu pula yang terjadi pada Yap Thiam Hien yang tumbuh besar dalam era penjajahan dan lingkungan perkebunan yang feodalistik. Sejak kecil ia sering menerima diskriminasi yang membuatnya tumbuh menjadi sosok yang membenci segala macam bentuk penindasan dan kesewenang-wenangan.

Di usia 9 tahun ibu Yap meninggal dunia, namun kehadiran Sato Nakamura, seorang wanita Jepang yang merupakan simpanan kakeknya memberikan perhatian dan rasa etis yang kuat pada dirinya. Hal ini juga yang berkontribusi akan terbentuknya jiwa keadilan yang kuat pada dirinya. Ia kemudian mengenyam sekolah hukum dan menjadi pengacara untuk membela hak asasi manusia. Ia pula salah satu pendiri YLBHI atau Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. Pada masa pemerintahan Bung Karno, Yap menulis artikel untuk menghimbau presiden agar membebaskan sejumlah tahanan politik. Dengan tidak mengubah namanya sampai akhir hayatnya, ia membuktikan bahwa nasionalisme tidak dapat dikaitkan dengan nama yang disandang seseorang. Hal ini tentu bertentangan dengan himbauan pada era Orde Baru yang mengharuskan etnis Tionghoa untuk mengganti nama Tionghoa mereka.

Yap yang merupakan sosok antikomunis dan antikorupsi bahkan sempat ditahan pada tahun 1968 karena kegigihannya menentang korupsi di lembaga pemerintahan. Pada peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari) tahun 1974, Yap juga tampil membela aktivis mahasiswa yang membuatnya ditahan tanpa proses peradilan karena dianggap menghasut mahasiswa melakukan demonstrasi besar-besaran. Sosok pria bertubuh kecil ini ternyata memiliki nyali besar untuk membela orang-orang yang tertindas. Segala macam kasus yang bersangkutan dengan HAM, prinsip negara hukum dan keadilan akan ditanganinya. Ia tidak pernah memilih-milih dalam membela seseorang, kaum terpinggirkan dan minoritas akan ia bela mati-matian meskipun lawannya adalah orang berkuasa yang bisa menyulitkan hidupnya sendiri. Rumahnya bahkan pernah ditembaki gara-gara aktivitasnya ini.

Dalam suatu kasus, ia bahkan pernah membela para pedagang di Pasar Senen yang tempat usahanya tergusur oleh pemilik gedung. Saking geramnya, ia bahkan menyerang pengacara si pemilik gedung dengan berkata, “Bagaimana bisa anda membantu orang kaya menentang orang miskin?” Sosok yang hingga kini belum tergantikan ini merupakan sumber inspirasi dan sosok teladan bagi orang lain. Ia meniggal pada 25 April 1989 karena pendarahan usus. Dengan diiringi ribuan pelayat, jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakart. Kini nama Yap Thiam Hien diabadikan sebagai nama penghargaan pembela hak asasi manusia.

John Lie Tjeng Tjoan

www.anehdidunia.com
John Lie Tjeng Tjoan via baltyra.com
John Lie Tjeng Tjoan kecil adalah sosok yang begitu mencintai dunia maritim. Jadi, meskipun berhasil lulus dari sekolah berbahasa Belanda, ia justru meninggalkan Manado, tempat ia dilahirkan untuk menjadi seorang pelaut dan mengikuti pelatihan militer. Ketika Perang Dunia II berakhir dan Indonesia telah mendapatkan kemerdekaannya, banyak para pelaut yang ingin kembali ke negaranya dan ingin berbakti pada negara dengan memberikan pengetahuan dan pengalaman kelautan mereka. John Lie bergabung dengan Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi sebelum akhirnya diterima di Angkatan Laut RI. Selama beberapa bulan bertugas di Cilacap, ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam Jepang. Atas jasanya ini, ia diangkat menjadi Mayor dan diminta memimpin menembus blokade Belanda untuk menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan lainnya.

Ketika baru merdeka, kas negara sangat tipis sehingga diperlukan perdagangan ke luar negeri untuk mengumpulkan dana kas negara. Untuk itu, ia rutin menembus blokade untuk membarter karet atau hasil bumi lain ke Singapura untuk barter dengan senjata. Tentu saja ini bukan perjuangan gampang karena ia harus menghindari patroli Belanda. Untuk operasi ini, ia menggunakan kapal kecil cepat yang bernama the Outlaw. Memang hal ini membuat perjalanannya cepat, tapi juga beresiko mengingat tingginya ombak di lautan. Ia pernah ditangkap perwira Inggris saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit, tapi dibebaskan saat di peradilan Singapura karena tidak terbukti melanggar hukum. Saat membawa senjata dari Johor Ke Sumatera, ia juga pernah dihadang pesawat terbang patroli Belanda. Untungnya tidak terjadi insiden karena pesawat tersebut tidak menembaki mereka meskipun sempat menodongkan senjatanya ke arah mereka.

Pelayaran penuh resiko ini selalu disiarkan oleh stasiun radio BBC dan kapalnya dijuluki sebagai The Black Speed Boat. Pelayaran-pelayaran inilah yang membuatnya melegenda hingga wartawan majalah Life mengabadikan kisahnya dan menjulukinya sebagai The Great Smuggler with Bible. Selain aktif dalam usaha mengumpulkan dana untuk RI, John Lie juga berjasa pada puncak krisis eksistensi Republik. Ia berjasa dalam operasi-operasi menumpas kelompok separatis Republik Maluku Selatan, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, dan Perjuangan Rakyat Semesta. Karena kesibukannya dalam perjuangan untuk Indonesia, ia akhirnya baru menikah di usia 45 tahun. Tahun 1967 ia pensiun dari tugasnya dan hari-harinya ia isi dengan dengan berbagai kegiatan sosial. Ia rajin membagikan nasi bungkus kepada fakir miskin dan mengangkat anak karena ia tidak memiliki anak sendiri. Pada 27 Agustus 1988, John Lie Tjeng Tjoan tutup usia. Banyak orang datang melayat pejuang ini mulai dari anak gelandangan hingga Presiden Soeharto.

Lim Bak Meng

www.anehdidunia.com
Lim Bak Meng via id.wikipedia.org
Nama Lim Bak Meng sebenarnya cukup terkenal pada tahun 40an hingga awal 70an. Pasalnya, pria yang lahir di Kalimantan ini begitu aktif dalam usaha membela negara Indonesia. Pada masa sebelum era kemerdekaan, Lim Bak Meng aktif dalam partai Persatuan Indonesia Raya yang memperjuangkan kemerdekaan. Ia bahkan juga rajin menyebarkan bahasa Indonesia ke sekolah-sekolah Tionghoa di daerah Sungai Pinyuh, Ketapang, Sambas, Mempawah, Sekadau, dan lainnya. Di era revolusi kemerdekaan, ia semakin aktif dalam kegiatan politiknya. Bersama Dr. Soedarso, Thomas Blaise, Hasan Fatah, Ismail hasan dan tokoh lainnya, ia menderikan Badan Pemberontakan Indonesia Kalimantan Barat. Ia bahkan membuka sebuah usaha dengan tujuan untuk membiayai kegiatan dan kongres Partai Dayak. Ia adalah sosok pejuang yang menjunjung pluralisme dan NKRI. Saat penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia di Kalimantan Barat, ia bersama Oevaang Oeray, Korak Guru Saleh, dan M Rifai menurunkan bendera Belanda dan menggantinya dengan Merah Putih.

Salah satu kontribusinya dalam pembebasan irian Barat adalah dengan menjadi anggota Dewan Pleno Front Nasional Pembebasan Irian Barat. Ia juga menjadi sosok pendiri klinik Kharitas Bhakti di Pontianak. Pada tahun 1960-an, Indonesia dengan berani melakukan operasi Ganyang Malaysia. Saat itulah ia menjalani tugas yang sangat penting sekaligus berbahaya. Ia diutus ke Sarawak untuk menjajaki kekuatan Belanda dengan menjadi spionase yang tentu saja bukan pekerjaan mudah. Demi tugas dan kecintaannya pada negara, ia tidak pernah ada di rumah dan meninggalkan keluarganya tanpa ada kabar. Ia hanya pulang sekali namun kemudian menghilang tanpa kabar hingga istrinya harus meminta ubi dan pisang ke tetangga untuk makan sehari-hari. Saat itulah semua orang termasuk keluarganya memahami bahwa cinta Lim Bak Meng kepada negaranya sangatlah besar.

Sayangnya, kecintaan dan pengorbanan Lim Bak Meng ini tidak benar-benar dihargai oleh negara. Di masa tua, pria tersebut tidak pernah menerima penghargaan, materi atau piagam apapun. Saat keluarga ingin mengambil uang pensiun pun ditolak meskipun keluarganya masih memegang SK. Semua bukti dokumen yang dimiliki untuk mengurus pensiunan almarhum justru ditolak dan tidak pernah diakui oleh pemerintahan saat itu. Namun untungnya, kini berkat Badan Pembudayaan Kejuangan Angkatan 45, keluarga Lim sudah menerima piagam dan medali sebagai penghargaan atas perjuangannya.

Susi Susanti
www.anehdidunia.com
Susi Susanti via news.okezone.com
Di dunia olahraga, masih ada nama lagi yang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, yaitu Susi Susanti. Dialah legenda pebulu tangkis Indonesia yang berhasil menggebrak kompetisi tingkat dunia dan bahkan dalam kelas tunggal putri, belum ada sosok  yang menggantikannya. Rentetan prestasi yang diraihnya membuat namanya selalu dikenang di olahraga bulu tangkis Indonesia. Mulai dari juara Dutch Open, juara Swedish Open, juara Korea Open, 2 kali juara China Taipei Open, 2 kali juara Denmark Open, 4 kali juara Thailand Open, 3 kali juara Japan Open, 4 kali juara Malaysia Open, 6 kali juara Indonesia Open, Juara Piala Sudirman, 2 kali juara Piala Uber, 4 kali juara All England, juara dunia World Championship, medali perunggu Olimpiade Atlanta, medali emas Olimpiade Barcelona, Herbert Scheele trophy, hingga Hall of Fame dari International Badmintion Federation. Ia juga mendapatkan penghargaan Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama.

Deretan penghargaan itu tidak hadir begitu saja, tapi buah dari usaha kerasnya dengan rajin berlatih. Jam 7 pagi, Susi dan rekan-rekannya sudah bersiap di lapangan kemudian berlatih hingga pukul 11 siang. Selanjutnya latihan sore dimulai dari jam 3 dan berakhir pukul 7 malam. Semua latihan ini dilakukan secara rutin dari Senin sampai Sabtu. Pola makan dijaga dan bergizi tinggi, tidur juga diatur sehingga tidak bisa ngobrol dengan teman atau nonton TV sampai larut malam. Baginya, disiplin adalah kekuatan, sehingga tidak ada waktu sedikitpun untuk bermain-main jika ingin menjadi seorang juara. Meski begitu, semua dilakukannya dengan semangat dan tanpa mengeluh meskipun remaja lain seusianya pada umumnya akan sibuk bermain-main.

Masa kemenangannya pada Olimpiade 1992 Barcelona adalah kemenangan paling menggetarkan bagi Susi Susanti sekaligus seluruh bangsa Indonesia karena ini akan menjadi kemenangan yang paling prestisus. Final bulutangkis ini adalah kejuaraan antar bangsa yang terbesar dan ia harus berhadapan dengan rival terkuatnya dari Korea, Bang Soo-Hyun. Kedua pemain berjuang keras dan dramatis hingga akhirnya Susi berhasil merebut medali emas dan merupakan medali tertinggi olahraga di dunia. Indonesia menang. Susi akhirnya naik ke atas panggung kehormatan Olimpiade, bendera Merah Putih dikibarkan dengan gagah, dan lagu “Indonesia Raya” dinyanyikan. Rasa kebangsaan seluruh masyarakat Indonesia tersentuh karena kita seolah diingatkan kembali bahwa kita adalah bangsa yang besar dan bangsa para juara. Sebuah kebanggaan besar yang diterima sebagai bangsa Indonesia yang berhasil membuktikan diri pada seluruh dunia.

Nama-nama tersebut hanyalah sebagian kecil orang Tionghoa yang berjasa untuk Indonesia. Kita perlu tahu bahwa seharusnya memang sudah tidak ada lagi alasan untuk mendiskreditkan jasa orang lain entah dari etnis apakah ia atau mendiskriminasi orang dari suku atau ras yang berbeda. Kita juga perlu mengingat bahwa Indonesia juga negara yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, bangsa, ras, budaya dan agama. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh!

Band-Band Metal Islami Yang Paling Terkenal

Hasil gambar untuk BAND METAL ISLAM

Musik Metal dan ajaran Islam mungkin merupakan salah satu hal yang dianggap paling bertolak belakang di dunia ini. Banyak yang berpendapat bahwa aliran musik ini mengandung doktrin tersembunyi dari kaum barat, untuk melemahkan keimanan dari para pemuda-pemuda Islam yang ada di seluruh dunia. Hal ini di sebabkan karena dalam aliran musik Metal terdapat faham Liberal yang di khawatirkan dapat membuat keimanan seorang muslim jadi jatuh. Tapi pemikiran ini seperti ini tidak sepenuhnya benar karena terdapat beberapa Band Metal yang juga menyuarakan ajaran Islam. Dan menurut sebuah artikel yang di kutip dari laman rasionalist.org.uk (2009), band metal yang menyuarakan keislamanya jauh lebih bisa di terima oleh masyarakat di Eropa dan Amerika, karena berisikan pesan cinta dan perdamaian. Ini merupakan salah satu bukti jika anak metal pun punya hati dan keyakinan yang sama dengan orang-orang yang mengakui dirinya sebagai orang yang religius. Dan berikut ini adalah beberapa Band Metal Islami Yang paling terkenal

Band Metal Islami Tarantist

Band-Band Metal Islami Yang Paling Terkenal
Tarantis T mungkin merupakan salah satu gambaran paling nyata dari wujud sebuah musik minoritas yang tumbuh di salah satu negara Islam paling konservatif di dunia, yaitu Iran. Di negara yang di kepalai oleh Mahmud Ahmad Dinejad, sudah sejak lama musik yang berbau kebarat-baratan di haramkan, apalagi musik metal yang serin di identikan dengan ritual pemujaan setan. Tarantis T yang beranggotakan 4 orang yaitu Arash, Arsy, Aidin, dan Shahab ini terbentuk 16 tahun yang lalu di kota Teheran. Sejak saat itu pula keempat anggota dari Tarantis T yang kesemuanya mengaku sangat menyukai aliran musik metal dan beberapa musik keras lainya mulai memainkan musik mereka lewat jalur Underground (Bawah Tanah), mereka juga membuat album rekaman serta mendistribusikanya secara mandiri. Meski mungkin nama Tarantis T terdengar awam di telinga orang pada umumnya, band ini memiliki nama yang cukup terkenal di dunia rock metal hingga bisa bersanding dengan band-band terkenal seperti Metallica, MotorHead, Stone Temple Pilots dan masih banyak yang lain. Saat ini sendiri Tarantis T telah hijrah ke Amerika untuk lebih mendapatkan kebebasan bermusik mereka.

Band Metal ISlami The Kordz

Band-Band Metal Islami Yang Paling Terkenal
The kordz merupakan sebuah band rok metal yang berasal dari Libanon dan beranggoatakan Moe Hamzah pada vokal, Mazen Siblini pada keyboard, Nadim Siufi dan Alan Azar pada gitar, Souhail Mukadem pada drum, (gitar), dan Nadim Abu Cakra sebagai pemain bass. Kesemua anggota band ini lahir di wiyalah Libanon selatan yang di kuasai oleh Hizbullah. Baru setelah hijrah ke Ibu kota Beriut, The Kordz mulai mendapatkan ruang dan kesempatan untuk mengembangkan sayap mereka. dan terbukti karya-karya mereka cukup di gemari dunia. Ketenaran The Kordz ini juga membuat mereka pernah mengadakan tur ke Eropa dan Kanada. Lirik-lirik yang dinyanyikan Band ini banyak menyuarakan tentang, Cinta, keluarga dan Perdamaian.

ArthimoTh Band Metal Islami

Band-Band Metal Islami Yang Paling Terkenal
Ali Azheri salah satu anggota dari ArtimoTh yang merupakan seorang ulama muda asal Irak mengatakan bahwa awalnya dirinya tak menyukai musik metal dan mempercayai bahwa musik ini merupakan sesuatu yang haram baginya. Namun setelah mendalami dan mempelajari sejarah dari musik metal dan cabang-cabang dari musik rock lainya seperti Punk, dan harcore ali azheri mulai jatuh cinta pada musik ini hingga akhirnya bergabung dengan ArthimoTh. Menurut Azheri sebenarnya Al Qur'an tak mengharamkan jenis musik metal dan bahwa salah satu Hadist yang merujuk pada salah satu Ucapan dari Nabi Muhamad SAW yang menyebutkan bahwa musik itu dekat dengan setan, sejak lama sudah di tafsirkan dengan keliru oleh banyak orang. Masih menurut Azheri generasi muda Islam yang ada di timur tengah sudah jengah dengan peperangan dan perebutan kekuasaan yang selalu terjadi. Dan ia dengan band metalnya memilih jalan lain untuk berjuang dan jalan itu adalah lewat musik dan perdamaian. Pemuda yang rajin Sholat memiliki jalanya sendiri untuk menyerukan kesetaraan yang Ia temukan dalam musik metal. Dia juga percaya seiring dengan berjalanya waktu akan ada masa di aman orang tak lagi menyukai perang.

Purgatory

Band-Band Metal Islami Yang Paling Terkenal
Purgatory merupakan sebuah grup band beraliran death metal yang di bentuk oleh lutfi sang gitaris dan adiknya Al yang memainkan gitar di Jakarta. Namun meskipun beraliran death metal, lirik lagu yang di bawakan oleh band ini hampir semuanya berkisah tentang ajaran Islam, terutama perang uhud, kematian dan hal-hal lainya yang masih bernafaskan Islami. arti nama dari Purgatory sendiri dalam kamus berarti "Tempat penyujian dosa". Yang dalam pemahanman Islam sama artinya dengan"WAIL", yaitu neraka tempat bagi orang-orang yang berdosa untuk mempertanggung jawabkan dosa merekadan menebusnya (sebelum bisa masuk surga), Tapi hanya untuk bagi orang-orang yang masih memiliki iman pada Allah SWT di hatinya. Seperti yang tertulis di surat Al-Ma'uun, ayat "Fa wailul lil musholliin"

Meskipun sering dianggap mengusung aliran Black Metal, tapi menurut sang vokalis Madmor, sejatinya band mereka megusung genre "Metal Syair". Hal ini di tunjukan Purgatory lewat logo mereka yang memiliki unsur dakwah di dalamnya. Logo awal Purgatori sangat jauh berbeda dengan band death metal lainya yang biasanya menggunakan lambang bintang terbalik dengan lingkaran setan yang lambangkan unsur kepala kambing atau Baphomet, Logo Purgatory justru sebaliknya yaitu berupa bulan dan bintang denag corak yang unik. Namun kini lambang awal dari Purgatory ini sudah di ganti dengan sebuah gambar dengan ambigram yaitu sebuah seni kaligrafi dimana teks dan huruf yang di hasilkan tak hanya bisa di baca dari satu arah, tapi dari arah yang sebaliknya juga. Band yang kini kerap tampil mengunakan topeng yang mereramkan dan telah menambah personilnya dengan seorang DJ ini, menyebutkan kalau penampilan unik mereka merupakan sindiran bagi, orang-orang yang sering terlihat seperti malaikat namun sebenarnya berhati layaknya setan, sedangkan mereka yang terlihat menyeramkan dan seperti setan Insya Allah berisikan kebaikan.
Salah satu gerakan metal mencintai Islam yang di promosikan oleh Purgatory adalah gerakan Metal Satu Jari atau One Fingger Movement yang memiliki slogan Approach Deen Avoid Sin yang merupakan ajakan untuk untuk menjauhi dosa dan semakin dekat dengan agama. Band ini juga pernah menunjukan kecintaanya pada Nabi terakhir Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang mereka abadikan dalam sebuah lagu berjudul "MOG.S.A.W" sedangkan untuk fansnya, purgatory juga memiliki panggilan kesayangan yaitu "MOGers" yang merupakan singkatan dari 'Messenger of God-erz' yang berarti para fans mereka harus selalu mengikuti ajaran dari Nabi Muhamad SAW.


Tengkorak

Band-Band Metal Islami Yang Paling Terkenal
Tengkorak merupakan band beraliran grindcore pertama asal Indonesia yang di bentuk pada tahun 1993 oleh Ombat, Danang dan Yoyok. Formasi awal band yang banyak terpengaruh oleh salah satu pioner band Grincore asal Inggris Napalm Death ini adalah 4 orang yaitu M. Hariadi "Ombat" Nasution (vokal), Danang Bhudiarto (Bass), Yoyok Radianto (Guitars), dan Denny Julianto (Drums), kemudian, Pada tahun 1994 Mustofa bergabung dan menjadi gitari serta laine up terakhir yang masih bertahan sampai saat ini.

Titik balik dari band tengkorak mulai terlihat pada tahun 2000 saat sang vokalis Ombat yang merupakan seorang magister di bidang hukum menjadi bagian dari anggota tim pembela muslim. Sejak saat itu pula ideologi dari band Tengkorak bisa di bilang berubah 180 derajat dan mulai mendeklarasikan musik tauhid. Hal ini mereka tunjukan dengan merubah segala Simbol yang lama dan mulai mempromosikan untuk mengganti lambang rock yang identik dengan tiga jari, menjadi jari telunjuk yang merupakan lambang dari tauhid. Sejak itu band ini selalu konsisten untuk menyuarakan anti zionis Israel di tanah Palestina seperti yang mereka suarakan dalam lagunya yang berjudulBoycott Israel, Zionist Exaggration, Hisbullah, dan Dajal Dunia.


Band ini juga menunjukan perhatianya pada generasi muda yang kian terbawa oleh arus barat dan terjerusmus dalam pergaulan ang salah. Aliran metal barat dinilai oleh Tengkorak, sangat mudah untuk mempengaruhi generasi muda dalam pergaulan bebas dan obat obatan terlarang. Hal inilah yang coba dikikis oleh Tengkorak dengan syair-syair mereka yang bernafaskan Islam serta keberanian mereka yang selalu menyerukan takbir dalam setiap pernampilan merekan dan tak lupa juga gerakan jari telunjuk yang merupakan perlambang tauhid yang terus mereka promosikan agar bisa di dengar oleh lebih bayak orang.'